Pesan itu disampaikan oleh cucunya,Dr. Nuhammad Fadhil Jaelani al-Hasani saat berkunjung ke Pondok Pesantren Sidogiri dalam rangkaian acara International Conference of Islamic Scholars, beberapa waktu lalu. Beliau menyampaikan wasiat yang sering dinasihatkan oleh Sulthan Awliya’ Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Setidaknya ada 10 wasiat.
Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, juga ditulis Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah, adalah perpaduan dari dua buah tarekat besar, yaitu Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah yang didirikan oleh Mahmud al-Alavi dan Bahaudin di Makkah pada awal abad ke-13 hijriah/abad ke-19 M. [1] Tarekat ini adalah tarekat yang mu'tabarah (diakui
Syekh Fadhil tinggal di Istanbul, ibu kota Turki. Semasa kecilnya, beliau diasuh oleh kakeknya Syekh Muhammad Shiddiq al-Jailani dan ayahanya Syekh Muhammad Faiq al-Jailani al-Hasani. Syekh Fadhil kini tengah melakukan pengembaraan untuk mencari kitab sang kakek yang masih berupa manuskrip.
Perjalanan Keilmuan. Awalnya, Imam Abu Hasan asy-Syadzili mengambil sanad ilmu tasawuf kepada Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Harazim (w. 633 H) di negara Maroko. Dari guru pertamanya inilah, Imam Abu Hasan asy-Syadzili mendapatkan pengesahan sebagai pengikut ajaran tasawuf. Kemudian, Imam Abu Hasan asy-Syadzili berkelana ke negara Tunisia.
The salik who was in Indonesia, Malaysia, Brunei, Thailand and Singapore Malay-speaking can learn the meanings of the essential mysticism taught by Sheikh Abdul Qadir Al-Jilani. We are very grateful with the struggle of the research and investigation conducted by Shaykh Dr. Mohammed Fadhil in saving this rare manuscripts.
Kitab tersebut berisi tentang wejangan-wejangan para ulama, wali, habaib, dan termasuk kisah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam perjalanannya memperoleh gelar sulthanul auliya (raja dari seluruh para wali). Di waktu menimba ilmu, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berteman dengan dua orang yang bisa dibilang cukup cerdas dan pandai yaitu Ibnu Saqa
gA9cG0n.
syekh fadhil al jailani wikipedia